JAKARTA – Ustadz Haikal Hasan angkat bicara perihal berkas perkara kasus Ferdy Sambo cs yang sudah P21 dan penahanan istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi (PC) dirutan Bareskrim Polri.
Kata Ustadz Haikal Hasan, soal kasus penembakan Brigadir J yang pernah gempar di Republik ini dirinya teringat pribahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga.
“Tentu ini karena yang sebelanga itu susu. Andai kata air dengan PH tinggi maka nila itu tidak akan merusak air yang sebelanga. Karena pribahasa-pribahasa yang demikianlah kita jadi terbiasa menilai sesuatu dengan sample atau contoh yang kecil,” ungkap Ustadz Haikal Hasan, hari ini.
Menurutnya, tentu hal ini tidak elok serta melanggar batas intelektual seseorang. Hal yang sama sedang terjadi pada tubuh kepolisian RI. Ada yang berbuat melanggar hukum maka masyarakat menilai seluruh institusi nya.
“Sungguh penilaian yang tidak adil. Dan lihatlah saat ini, dengan di pakai kan nya baju orange oknum pelanggar hukum, yakni Ibu PC kita harus menghargai dan memberikan apresiasi tinggi serta tetap mengkritisi untuk tetap menggelorakan visi kepolisian RI yaitu presisi,” jelasnya.
Kata dia, sejak di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, slogan Polri diubah menjadi Presisi. Presisi merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan. Sebelumnya, Polri mengusung jargon Promoter yang merupakan abreviasi dari profesional, modern dan tepercaya.
“Jargon ini digunakan sejak era Kapolri Tito Karnavian hingga Idham Azis,” pungkasnya.