Makassar – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Prof Jamaluddin Jompa menanggapi pernyataan, Ketua Prodi S2 Sosiologi FISIP Unhas, Rahmat Muhammad, yang mengkritisi pemerintahan pada era Presiden Jokowi, terkait Pemilukada serentak 2024.
Kata dia, pernyataan dosen Unhas tersebut tidaklah mewakili kampus Unhas secara institusi. Melainkan hanya pernyataan pribadi atau kelompok tertentu.
“Walaupun itu pakai logo Unhas, tapi itu bukan mengatasnamakan institusi,” kata Jamaluddin saat dikonfirmasi wartawan beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan, perbedaan pandangan atau pilihan dalam politik merupakan hal yang biasa. Namun, ia berharap agar perbedaan bisa dijadikan ajang untuk mempererat tali persaudaraan.
“Kita sangat mengharapkan dalam kampus menjadi contoh bagi kelompok masyarakat yang kemudian mendorong Pemilukada damai penuh kekeluargaan, tidak menyebarkan hal-hal yang berupa hoax,” tegas dia
Adanya riak-riak atau sorotan dari sejumlah dosen yang mengkritisi pemerintahan Jokowi yang diduga ikut ‘cawe-cawe’ dalam Pemilukada serentak 2024 ini, Prof Jamaluddin meminta agar hal tersebut tak diperkeruh yang dapat mengganggu hajatan ataukah pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Kita berharapnya agar di kampus menjadi (tempat) menyejukkan suasana dan tidak ikut menyebarluaskan apalagi kalau misalnya punya tendensi,” harapnya.
Jamaluddin tidak menampik bahwa sejumlah guru besar dan dosen itu merupakan akademisi Unhas Makassar. Namun dia tetap menegaskan bahwa itu dilakukan bukan dengan membawa nama besar kampus Unhas Makassar.
“Jadi teman-teman itu memang dosen Unhas tapi bukan mengatasnamakan seluruh dosen Unhas jadi beberapa guru besar kan banyak ratusan, itu cuma beberapa yang hadir saja,” tandasnya.